Thursday 28 October 2010

Sesuatu Terjadi Karena ada Alasannya (Kisah Nyata)

Sebuah kisah nyata dari seorang peserta yang ingin sekali menjadi astronot.
Simaklah !

Semua ingin dimulai dari impianku. Aku ingin menjadi astronot. Aku ingin terbang ke luar angkasa. Tetapi aku tidak memliki sesuatu yang tepat. Aku tidak memiliki gelar. Dan aku buka seorang pilot. Namun, sesuatu pun terjadilah. Gedung putih mengumumkan mencari warga biasa untuk ikut dalam penerbangan 51-L pesawat ulang alik Challenger. Dan warga itu adalah seorang guru. Aku, warga biasa dan seorang guru.
                Hari itu juga aku mengirimkan surat lamaran ke Washington. Setiap hari aku berlari ke kotk pos dekat rumah, megharap surat lamaranku terbalaskan. Akhirnya datanglah amplop resmi berlogo NASA. Doaku terkabulkan,.. terimakasih Tuhan! Aku lolos penyisihan pertama, ini benar-benar terjadi padaku... setengah aku tidak percaya.
                Selama beberapa minggu berikutnya, peerwujudan impinaku semakin dekat saat NASA mengadakan test fisik dan mental. Begitu test selesai, aku mengunggu dan berdoa lagi. Aku tahu aku semakin dekat pada impianku. Beberapa waktu kemudian, aku menerima panggilan untuk mengikuti program latihan astronot khusus di Kennedy Space Center. Dari 43.000 pelamar, kemudian 10.000 orang dan kini aku menjadi bagian dari 100 orang yang berkumpul untuk penilaian akhir.
                Ada simulator, uji klaustrofobi, latihan ketangkasan, percobaan mabuk udara. Siapakah yang diantara 100 orang tersisa itu yang bisa melewati ujian akhir ini?
                “Tuhan, biarlah diriku yang terpilih”, begitu aku berdoa. Lalu tibalah berita yang menghancurkan itu. NASA memiliih Christina McAufliffe. Aku kalah..., impianku hancur. Aku mengalami depresi. Rasa percaya diriku lenyap dan amarah menggantikan kebahaagiaanku. Aku mempertanyakan semuanya. “Kenapa Tuhan?” “Kenapa bukan aku?” “Bagian diriku yang mana yang kurang?” “Mengapa aku diperlakukan begiru kejam?” Diam-diam ayah memperhatikan, apa yang terjadi padaku. Dengan pebuh kebapakan, beliau hanya berkata setu hal yang tidak dapat aku lupakan sampai kapanpun, katanya “Semuanya terjadi karena suatu alasan.”
                Selasa, 28 Januari 1986, aku bersama-sama dengan peserta lain yang tidak lolos seleksi diundang dan kami berkumpul untuk menyaksikan peluncuran Challenger 51-L. Saat pesawat ulang alik itu melewati menara landasan pacu, aku menantang impianku terakhir kalinya. “Tuhan... aku bersedia melakukan apa saja agar kau berada di dalam pesaawat itu, kenapabukan aku?”. Tujuh puluh tiga detik kemudian, Tuhan menjawab semua pertanyaanku dan menghapus semua keraguan saat Challenger 51-L meledak dan menewaskan semua penumpangnya. Aku jadi teringat akan kata-kata ayahku, “semua terjadi karena suatu alasan”. Tanpa sadar aku menitikkan air mata, terharu, mengingat mereka yang jadi korban dan sadar aku masih diberi alasan untuktetap menghirup kehidupan ini. Aku tidak terpilih dalam penerbangan itu, walaupun aku sangat menginginkannya karena Tuhan memiliki alsan lain untuk kehadiranku di bumi ini.
                Aku memiliki misi lain dalam hidup...
                Aku tidak kalah, aku seoran pemenang...
                Aku menang karena kau telah kalah...
                Aku, Frank Slazak, masih hidup untuk bersyukur pada Tuhan karena tidak semua doaku dikabulkan... Tuhan mempunyai suatu alasan supaya aku tetap hidup. Amin.

Sumber: Buletin Elim GKJ Karangayu Semarang, Edisi 010 Tahun 2010

0 comments:

Post a Comment

Aswida's Article
Jangan lupa untuk selalu mencantumkan komentar, kritik dan saran bagi perkembangan blog ini.

Komentar bisa dihapus apabila MENGANDUNG SARA, PROVOKASI, HAL-HAL YANG TIDAK BAIK dan PERKATAAN YANG TIDAK TERPUJI.

>>KEEP BLOGGING FOR ALL BLOGGERS<<

Quote's Today

Statistik Blog

PageRank Checking Icon asp hit counter free counters
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...