Tuesday 11 September 2012

Kita Harus . . . .

Pada malam hari ini, tertanggal 10 September 2012 dengan hari Senin yang melengkapinya di tempat aku sekarang, di kamar adekku yang sedang tertidur, aku sedang mengetik artikel ini di laptop milik ayah (maafkan saya) yang terhubung ke internet.

Mula-mula aku lega banget bisa nulis lagi disini. Sharing aja selama 2 minggu, selama dari tanggal 3 September 2012 yang lalu sampai hari ini (berapa minggu ya itu?)

Pertama: kita harus BERSYUKUR. Bersyukur kenapa? Sharing aja nih

Aku bersama kawanku, atau yg lebih enak lagi kakak pelayananku berencana untuk partner doa bareng di kampus dia, yaitu di Universitas Negeri Semarang. Di gedung C6 Fakultas Ekonomi. Dan dia sudah wisudawati. Tinggal tunggu wisuda dan ditunggu juga MAKAN-MAKANNYA. HAHAHAHA
Aku sebut saja namanya mbak Rut, karena di lebih tua, eh senior 3 tahun dari aku. Kita sudah seperti kakak adek saja, karena satu: aku memang gak punya kakak karena di rumah, aku adalah orang yg tertua disini,. Yang kedua: karena dia tidak punya saudara laki-laki (kalau adek kandung dia punya dong). Apalagi karena aku kembar dan dia juga suka dengan anak yg kembar. Ditambah pula dia 'ngidam' pingin punya anak kembar laki-laki. Pinginnya punya dokter pula yang ganteng dari luar dan dalam (bagi dokter muda yg masih single dan seiman, bisa menghubungi mimin untuk menjadi mak comblang :p)

Bersyukur banget bisa punya kakak partner yang deket paling deket sedeket-deketnya hidung sama wajah, lebih deket kita. Di kampusnya, kita ngomong-ngomong soal hal inilah hal itulah. Dari hal yang paling umum, pacaran, kegiatan masing-masing, pelayanan, dan lain sebagainya.

Di partneran hari itu juga aku bersyukur mendapatkan ilmu. Ilmu apa sajakah itu? Ilmu mengetahui jurusan angkot dari Jatingaleh sampai Unnes, ilmu mengetahui waktu yang diperlukan untuk makan, sharing, dan lainnya, ilmu membagi waktu, dan yang tak kalah pentingnya adalah ilmu pelayanan di kota Semarang. Bagaimana cara mengatasi permasalahan teman pelayanan kita, karakteristik masing-masing orang maupun tempat (kita menyebutnya LADANG) yang kita tempati, cara menganalisis dari kita yang gak pinter nganalisis sesuatu jadi lihai nganalisis suatu permasalahan, dan lain sebagainyalah

#catatan: Enak aja aku posting disini sharing kita. Ini bukan blog curhatan atau curcol orang lain. Okey?

Kedua: kita harus MEMBAGIKAN MILIK KITA kepada orang-orang yang kekurangan. Mengapa?

Kami berdua adalah orang dengan kesukaan yang sama. Apakah itu? Jalan kaki, ngangkot, ngebis, dan gak kalah pentingnya adalah nebeng, atau dengan bahasa lain minta tumpangan. Kita singkat mereka PABT (Pedestrian, Angkoters, Busers, and Tebengers). Dalam hal nebeng, kita gak perlu keluar duit buat pergi kesana kemari. Karena kita pergi dengan temen kita yang bisa menyupiri (bahasanya kagak enak) motor maupun mobil atau alat-alat transportasi juga (buldosers juga bisa, apalagi traktor). Nah, sekarang bagaimana dengan ketiga hal lainnya itu? Mereka memerlukan suatu yang bisa membuat mereka berfungsi. Misalnya kita kalau jalan-jalan (P) kan capek, jadi butuh tenaga. Kalau naik angkot dan bus (A dan B) kan pake juga pelayanan dari pak supir maupun/dan kondektur/kernek. Disitulah kita memerlukan hal yang paling terkecil untuk menyuplai dan membuat mereka kerja. Apakah itu? Iya, DUIT atau dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar menurut KBBI adalah UANG.

Kita merupakan orang-orang yang puji Tuhan selalu diberikan Tuhan kelebihan uang. Maupun itu untuk jajan, bayari (nraktir) orang, bayar angkot, bus, minum, makan dan lain sebagainya. Klo dari aku sih itu merupakan suatu anugrah dari Tuhan. Diberi uang ayah 50ribu buat 'sangu' seminggu, ehh malah hari ini malah masih utuh uang itu. Ckck dan saat kita mau bayar makan, misalnya buat makan siang kita selalu berebutan untuk membayari aku maupun dia. Dan aku juga gak enak dong. Diingetin malah kalau yang senior itu harus nraktir junior atau adeknya. Adeknya diem saja -_-" kan aku gak enak juga sama dia, masak setiap kali makan, dia yang selalu traktir diriku? Seneng sih ada, gak seneng juga ada, karena terlalu sering dibayari makan.

#catatan: berbagi itu indah, apalagi berbagi kepada orang yang paling membutuhkan

Ketiga: kita harus SIAP. Siap untuk apa min?

Sebenarnya aku mikir tanggal 3 kemarin itu udah kuliah duluan. Jadi dari rumah aku udah nyiapin baju kebesaran fakultasku (karena pake seragam) dan memasukkannya ke dalam tas. Sedang celananya aku pake karena emang itu celana buat kapan aja, dimana aja, apa aja, berapa aja, dan aja-aja yang lainnya aja.

Aku berangkat dari rumah sekitar jam 9, ngetem/nungguin bis di jalan besar, dapetnya (puji Tuhan) cepet, gak ada 30 menitan, langsung melaju ke PLN Jatingaleh buat bayar listrik. Lalu sampai disana sudah ada supir angkot yang sudah menunggu untuk memberangkatkan angkotnya dengan penumpang yang sebanyak-banyaknya agar keuntungan yang diperoleh juga sebanyak-banyaknya. Wenggg... Wenggg... Wenggg.... Angkotnya ngebut, supirnya yang ngebut deng. Ada yang turun satu persatu di salah satu, salah dua, salah tiga, salah empat kompleks universitas yang dilewati oleh angkot itu. Dan aku turun di salah empat atau di kampus yang keempat yang dilewati oleh si angkot perkasa. Melewati gunung dan lembah, dengan jalan yang tidak rata.

Setelah aku sampai, jalanlah aku ke gedung yang aku ceritakan diatas. Bertemu dengan orangnya dan bercerita ngalor ngidul alias campur aduk seputar masalah di atas juga. Blaa... Blaaa... Blaaaa..... Selesai kan itu ngobrolnya. Aku pamit ke dia untuk pergi ke kampus yang aku kira sudah mulai kuliah hari itu, karena kampusnya juga ramai oleh mahasiswa mahasiswi yang berjalan kesana kemari. Pake cium tangan (segala) -_-"

Aku berangkat dari kampus itu jam 13.00 WIB kalau gak salah. Dan disitu aku berharap gak telat, gak jadi buah bibir karena terpilih jadi komting kelas, dan buah-buah yang lain. *bayangin suara bus melaju dangan kencang dan mengerem dengan mendadak pula* Setelah itu sampailah diriku di depan kampus. Aku ke kamar mandi gedung UDINUS yang baru, karena itu yang paling deket dengan tempatku turun tadi. Mengapa kesana? Selain untuk mengganti baju bebas dengan seragam kebesaran fakultasku, disitu juga aku membuang hajat alias BAK alias buang air kecil. Di halaman gedung itupun juga ada tenda besar untuk opspek mahasiswa baru angkatan 2012/2013. Setelah selesai melaksanakan tugas di kamar mandi dan keluar dengan tetep pake jaket yang kekecilan, ketemulah aku dengan kedua temenku yang satu jurusan. Disitu kita ngobrol-ngobrol,

"As, kok pake seragam?"

"Kan hari ini kuliah to? Ndak bener?" (memasang muka agak polos, gak tau apa-apa)

"Kuliah apa? Lihat tu lho ada opspek buat adek-adek kecil kita. Lha salahnya sendiri gak ngecek jadwal kegiatan kampus."

"Oo, gitu ya? Brati ngampusnya mulai kapan?"

"Minggu depanlah, tanggal 10. Kacau nih kamu As."

"Wooo, ookeee. Makasih ya." (sepertinya muka saya merah saat itu karena saking malunya)

Dan akhirnya akupun langsung pergi dari kampus dan langsung ke SMA 6 buat pendampingan Persekutuan Doa Pengurus disana.

Aku berjanji bahwa saat aku udah semester 5, aku tidak akan mengulangi kesalahan yang sama :)

#catatan: Jika tidak ada hal yang diinginkan terjadi dan tidak ingin malu di depan banyak orang, segeralah kabur 1001 langkah kaki keluar dari kampus, walaupun anda adalah pedestrian atau pejalan kaki.


Itulah ceritaku selama minggu kemarin. Apa cerita kamu?

Categories: , ,

0 comments:

Post a Comment

Aswida's Article
Jangan lupa untuk selalu mencantumkan komentar, kritik dan saran bagi perkembangan blog ini.

Komentar bisa dihapus apabila MENGANDUNG SARA, PROVOKASI, HAL-HAL YANG TIDAK BAIK dan PERKATAAN YANG TIDAK TERPUJI.

>>KEEP BLOGGING FOR ALL BLOGGERS<<

Quote's Today

Statistik Blog

PageRank Checking Icon asp hit counter free counters
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...